Rabu, 18 November 2015

ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS


ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS
1.      ETIKA UTILITARIANISME
Adalah suatu kebijaksanaan atau tindakan itu baik dan tepat secara moral jika dan hanya jika kebijaksanaan atau tindakan tersebut mendatangkan manfaat atau keuntungan untuk orang banyak. Etika ini memiliki 3 kriteria antara lain manfaat, manfaat terbesar, dan bagi sebanyak mungkin orang.
2.      Prinsip Etika Utilitarianisme
Aliran utilitarianisme ini berakar pada ajaran tentang kegunaan atau utility, yang menyatakan, bahwa : baik atau buruk sebuah tindakan diukur dari apakah tindakan itu menghasilkan tingkat kesenangan atau kebahagian yang terbanyak, dengan pengorbanan yang paling sedikit.
Istilah utilitarianisme sebagai suatu nama aliran yang berasal dari kata latin utilis yang berarti berguna. Aliran utilitarianisme ini terbagi antara lain aliran act utilitarianism serta rule utilirianism yang sering diterjemahkan sebagai ‘Utilitarianisme tindakan” dan ‘Utilitarianisme peraturan’
Prinsip- prinsip aliran utilitarianisme, menurut Jeremy Bentham (1748-1832) didasarkan kepada dua prinsip, yaitu :
a.       asosiasi (association principle) serta
b.      kebahagiaan terbesar (greatest happiness principle).
Utilitarianisme sangat berperan dalam Ilmu ekonomi dan bisnis, sejak awal abad ke XIX, banyak pakar ekonomi berpendapat perilaku ekonomi dapat dijelaskan melalui asumsi, bahwa manusia senantiasa berusaha untuk memaksimalkan manfaat dirinya sendiri maupun kinerjanya, sedangkan nilai manfaat diukur dari harga yang diperoleh.
Prinsip Utilitarianisme juga sangat cocok dengan konsep yang sering terjadi dalam tujuan bisnis yaitu efisiensi. Efisiensi terjadi jika maksimalisasi produksi dapat dicapai lewat pemanfaatan sumber daya yang ada tanpa memerlukan penambahan asset apapun. Kegiatan dinilai efisien apabila hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan dengan mengunakan sumber daya yang ada seminimal mungkin. Dengan menggunakan semboyan kelompok utilitarianisme, efisiensi merupakan hasil berupa manfaat (benefit) yang sebesar-besarnya dengan menggunakan cost yang serendah-rendahannya, seperti yang dijabarkan oleh ilmu ekonomi secara umum.
3.      Nilai Positif Etika Utilitarianisme
Nilai Positif Etika Utilitarianisme antara lain :
1.      Rasionalitas.
Prinsip moral yang diajukan etika utilitarianisme tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang tidak dipahami atau tidak diketahui keabsahannya. Etika utilitarianisme memberikan kriteria yang objektif dan rasional.
2.      Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.
Tidak ada paksaan bahwa orang harus bertindak dengan cara tertentu yang tidak diketahui alasannya.
3.      Universalitas.
Mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu tindakan dinilai bermoral apabila tindakan tersebut memberi manfaat terbesar bagi banyak orang.
4.      Utilitarianisme Sebagai Proses dan Standar Penilaian
1.      sebuah penilaian mengenai kesejahteraan manusia, atau utiliti, dan
2.      sebuah petunjuk untuk memaksimalkan kesejahteraan (utiliti), yang didefinisikan sebagai, memberikan bobot yang sama pada kesejahteraan orang per-orang.

5.      Analisa keuntungan dan kerugian
Utilitarianisme mengatakan bahwa tindakan yang benar adalah yang memaksimalkan utiliti, yaitu memuaskan preferensi yang berpengetahuan sebanyak mungkin. Dalam pandangan kaum utilitarian-aturan, perilaku tak adil dalam mendeskriminasi kelompok-kelompok minoritas menyebabkan meningkatnya ketakutan pihak lain dengan mengalami aturan yang mengijinkan diskriminasi. Keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan. Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang dan untuk jangka panjang.

6.      Kelemahan Etika Utilitarianisme
1.      Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yamg tidak sedikit.
2.      Tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
3.      Tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang
4.      Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
5.      Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya.

CONTOH KASUS UTILIARISME
Banyaknya ragam makanan – makanan ringan yang dijual oleh masyarakat di Bekasi dan sekitarnya, membuat masyarakat Bekasi mudah dalam mencari makanan kesukaan terutama yang mempunyai hobi wisata kuliner seperti saya. Macam – macam makanan yang dijajakan oleh para pedagang yaitu seperti stick kentang  dan masih banyak lagi macamnya yang banyak digemari oleh semua umur dari anak –  anak kecil sampai usia remaja, tetapi sangat disayangkan demi mendapat keuntungan yang berlipat – lipat, para pedagang – pedagang ini tidak memperhatikan kesehatan para konsumenya. Demi mendapatkan keuntungan mereka para pedagang menggunakan bahan – bahan kimia kedalam produk makanan yang mereka olah, seperti boraks, formalin dan bahan – bahan kimia lainya yang sangat  dan sangat membahayakan kesehatan bagi yang mengkonsumsi makanan – makanan yang mengandung bahan – bahan kimia tersebut, sudah banyak kasus yang terjadi di Bekasi khususnya mengenai hal ini, contohnya stick kentang yang menggunakan boraks untuk memperenyah dan agar bias awet tahan lama. Bisnis atau usaha yang seperti ini sangat dan sangat tidak beretika karena dampak nya sangat merugikan konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar