ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS
1. ETIKA
UTILITARIANISME
Adalah suatu
kebijaksanaan atau tindakan itu baik dan tepat secara moral jika dan hanya jika
kebijaksanaan atau tindakan tersebut mendatangkan manfaat atau keuntungan untuk
orang banyak. Etika ini memiliki 3 kriteria antara lain manfaat, manfaat
terbesar, dan bagi sebanyak mungkin orang.
2. Prinsip Etika Utilitarianisme
Aliran
utilitarianisme ini berakar pada ajaran tentang kegunaan atau utility, yang
menyatakan, bahwa : baik atau buruk sebuah tindakan diukur dari apakah tindakan
itu menghasilkan tingkat kesenangan atau kebahagian yang terbanyak, dengan
pengorbanan yang paling sedikit.
Istilah
utilitarianisme sebagai suatu nama aliran yang berasal dari kata latin utilis
yang berarti berguna. Aliran utilitarianisme ini terbagi antara lain aliran act
utilitarianism serta rule utilirianism yang sering diterjemahkan sebagai
‘Utilitarianisme tindakan” dan ‘Utilitarianisme peraturan’
Prinsip-
prinsip aliran utilitarianisme, menurut Jeremy Bentham (1748-1832) didasarkan
kepada dua prinsip, yaitu :
a.
asosiasi (association principle) serta
b.
kebahagiaan terbesar (greatest happiness principle).
Utilitarianisme sangat berperan dalam Ilmu ekonomi dan bisnis, sejak awal
abad ke XIX, banyak pakar ekonomi berpendapat perilaku ekonomi dapat dijelaskan
melalui asumsi, bahwa manusia senantiasa berusaha untuk memaksimalkan manfaat
dirinya sendiri maupun kinerjanya, sedangkan nilai manfaat diukur dari harga
yang diperoleh.
Prinsip Utilitarianisme juga sangat cocok dengan konsep yang sering terjadi
dalam tujuan bisnis yaitu efisiensi. Efisiensi terjadi jika maksimalisasi
produksi dapat dicapai lewat pemanfaatan sumber daya yang ada tanpa memerlukan
penambahan asset apapun. Kegiatan dinilai efisien apabila hasilnya sesuai
dengan yang telah direncanakan dengan mengunakan sumber daya yang ada seminimal
mungkin. Dengan menggunakan semboyan kelompok utilitarianisme, efisiensi
merupakan hasil berupa manfaat (benefit) yang sebesar-besarnya dengan
menggunakan cost yang serendah-rendahannya, seperti yang dijabarkan oleh ilmu
ekonomi secara umum.
3. Nilai Positif Etika Utilitarianisme
Nilai
Positif Etika Utilitarianisme antara lain :
1. Rasionalitas.
Prinsip
moral yang diajukan etika utilitarianisme tidak didasarkan pada aturan-aturan
kaku yang tidak dipahami atau tidak diketahui keabsahannya. Etika
utilitarianisme memberikan kriteria yang objektif dan rasional.
2. Utilitarianisme
sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.
Tidak ada
paksaan bahwa orang harus bertindak dengan cara tertentu yang tidak diketahui
alasannya.
3. Universalitas.
Mengutamakan
manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu tindakan
dinilai bermoral apabila tindakan tersebut memberi manfaat terbesar bagi banyak
orang.
4. Utilitarianisme Sebagai Proses dan Standar Penilaian
1.
sebuah penilaian mengenai kesejahteraan manusia, atau
utiliti, dan
2.
sebuah petunjuk untuk memaksimalkan kesejahteraan
(utiliti), yang didefinisikan sebagai, memberikan bobot yang sama pada
kesejahteraan orang per-orang.
5. Analisa keuntungan dan kerugian
Utilitarianisme
mengatakan bahwa tindakan yang benar adalah yang memaksimalkan utiliti, yaitu
memuaskan preferensi yang berpengetahuan sebanyak mungkin. Dalam pandangan kaum
utilitarian-aturan, perilaku tak adil dalam mendeskriminasi kelompok-kelompok
minoritas menyebabkan meningkatnya ketakutan pihak lain dengan mengalami aturan
yang mengijinkan diskriminasi. Keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang
dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan. Analisis
keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang dan untuk jangka
panjang.
6. Kelemahan Etika Utilitarianisme
1. Manfaat
merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan
menimbulkan kesulitan yamg tidak sedikit.
2. Tidak pernah
menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya
memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
3. Tidak pernah
menganggap serius kemauan baik seseorang
4. Variabel
yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
5. Seandainya
ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada
kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya.
CONTOH
KASUS UTILIARISME
Banyaknya ragam makanan – makanan ringan yang dijual oleh masyarakat
di Bekasi dan sekitarnya, membuat masyarakat Bekasi mudah dalam mencari makanan
kesukaan terutama yang mempunyai hobi wisata kuliner seperti saya. Macam –
macam makanan yang dijajakan oleh para pedagang yaitu seperti stick kentang
dan masih banyak lagi macamnya yang banyak digemari oleh semua umur dari
anak – anak kecil sampai usia remaja, tetapi sangat disayangkan demi
mendapat keuntungan yang berlipat – lipat, para pedagang – pedagang ini tidak
memperhatikan kesehatan para konsumenya. Demi mendapatkan keuntungan mereka
para pedagang menggunakan bahan – bahan kimia kedalam produk makanan yang
mereka olah, seperti boraks, formalin dan bahan – bahan kimia lainya yang
sangat dan sangat membahayakan kesehatan bagi yang mengkonsumsi makanan –
makanan yang mengandung bahan – bahan kimia tersebut, sudah banyak kasus yang
terjadi di Bekasi khususnya mengenai hal ini, contohnya stick kentang yang
menggunakan boraks untuk memperenyah dan agar bias awet tahan lama. Bisnis atau
usaha yang seperti ini sangat dan sangat tidak beretika karena dampak nya sangat
merugikan konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar